05 Agustus, 2012

Telomoyo


Ditemani oleh seorang kawan sma, saya berniat untuk mencari sunrise, karena sudah 1 tahun lebih tidak merasakan hawa pegunungan dengan ditemani kopi panas dan menikmati detik-detik minculnya sunrise. Kemudian pagi buta kami menyusuri jalan Salatiga-Kopeng yang dinginnya minta ampun. Temen-temen yang pernah pergi keKopeng pasti tau bagaimana rasanya hawa dingin di Kopeng. Dengan tekat bulat kami berangkat berboncengan menggunakan motor pada pukul 03.30, karena lampu motor yang redup, maka hanya berani dengan kecepatan sedang, takut kalo nubruk, hehehe... Dengan jalan yang meliuk-liuk,GL-PRO tahun 1994 ini menjadi andalan saya, dengan santainya melahap setiap tikungan dan tanjakan yang ada.


Bagaikan negri diatas awan
Menyejukkan jiwa
Bersenandung dengan alam
Membangunkan semangat dalam jiwa




Pukul 04.00 wib, kami sampai digerbang loket yang ternyata masih tutup, dengan senang hati lewat dengan gratis,hehe... Mulai dari gerbang sampai atas jalanan tanjakan tajam berlubang, diharuskan untuk berkonsentrasi penuh, kalo gak, bisa-bisa terjun bebas. Tapi ditempat tertentu kok, karena sebagian bahu jalan terdapat pembatas.


Setelah capek dan kedinginan sampailah pada puncaknya pada pukul 04.30 wib, terlihat tower yang menjulang tinggi, dan terdengar tiupan angin yang bergeselan dengan antena-antena yang ada di tower. Setelah sampai diatas kami mencari tempat yang bagus tempat istirahat, tapi ternyata tidak terdapat tempat yang kami inginkan. Setelah berpikir lagi, lebih baik istirahat dan santai di dek untuk lepas landas gantole. Hoho, dan ternyata dek tersebut tepat dibagian timur dari gunung telomoyo tersebut. Ini keberuntungan yang sangat baik, karena tujuan kita kesini bersantai dan menikmati indahnya sunrise. Sembari menunggu sunrise kami membuat api unggun untuk menghangatkan badan, walaupun telomoyo memiliki ketinggian 1.894 mdpl tetap saja dingin, karena bersebelahan dengan gunung merbabu yang memiliki ketinggian 3.145 mdpl.



Pad pukul 05.00 sunrise mulai terlihat, kami mengabadikannya walau hanya dengan camdig. Sungguh ini sebuah pemandangan bagus dengan tidak banyak menguras tenaga. Ini sangat berbeda dengan mendaki gunung seperti biasanya. Tapi, berbicara masal mendaki gunung dengan berjalan memiliki sensasi tersendiri. setelah selesai mengabadikan pemandangan kemudian kami turun pada pukul 07.00, karena ada janji dengan kawan lama yang bedomisili di Kopeng.

Salatiga, 30 September 2011

1 komentar:

blogku mengatakan...

wah..
yoi banget mas..
aku malah rung tau neng telomoyo..
hahaha
:D